Saat ini, banyak pekerja yang menggunakan perangkat mobile untuk menyimpan banyak dokumen penting perusahaan. Uniknya, terkadang para pekerja tersebut tidak menyimpan data-data penting tersebut dalam 1 unit perangkat mobile saja. Ada yang memiliki 2 sampai 4 perangkat mobile sekaligus! Pertanyaannya, apakah perusahaan menyadari betapa pentingnya penerapan mobilitas dalam lingkupan pekerjaan?
Symantec hari ini mengumumkan hasil-hasil dari State of Mobility Survey 2012 yang mengungkapkan situasi terbaru dalam penerapan mobilitas.
Di Indonesia sendiri, sebagian besar perusahaan yang disurvei menyatakan kalau perangkat mobile adalah alat bisnis yang kritikal. Dari 150 perusahaan Indonesia yang disurvei, 79% saat ini sedang mendiskusikan untuk membuat aplikasi mobile secara custom, 76% sedang merencanakan untuk membuat app store khusus untuk perusahaan mereka sendiri, dan 58% menjalankan aplikasi line-of-business. Semua tersebut dilakukan untuk meningkatkan relasi dengan customer, meningkatkan produktifitas karyawan, dan meningkatkan efisiensi.
Setiap teknologi baru yang diterapkan oleh perusahaan pastinya akan menjadi tantangan bagi TI perusahaan, begitu juga dengan mobilitas ini. Sekitar 45% responden menyatakan kalau mobilitas cukup hingga sangat menantang.
Adopsi perangkat bergerak bukan tanpa resiko. Organisasi TI pun menyadari tantangan itu. Maka, TI pun berusaha keras untuk mengamankan data perusahaan. Sayangnya, betapa kerasnya usaha mereka untuk mengamankan data, tetap saja masih ada yang bocor. Nilai kerugian yang diakibatkan masalah tersebut pun tidak sedikit. Di Indonesia sendiri biaya tahunan rata-rata insiden perangkat bergerak, mencakup kehilangan data, kehilangan nama baik, kerugian produk, dan hilangnya kepercayaan pelanggan adalah sebesar USD185.000!
0 komentar:
Posting Komentar