Baru-baru ini dunia fotografi jurnalistik kembali digemparkan oleh sebuah pemberitaan surat kabar harian dari Amerika Serikat, “New York Post”. Surat kabar ini menerbitkan sebuah berita yang memuat foto seseorang yang akan tewas karena terjatuh dan terperangkap di platform rel kereta api bawah tanah akibat didorong seseorang yang tidak dikenal.
Sejak foto ini diterbitkan, banyak kritikan pedas dan celaan yang diberikan kepada pihak New York Post, terutama kepada fotografer freelance, R. Umar Abassi,yang mengambil foto tragedi ini. Jelas sekali, foto ini memperlihatkan sang fotografer lebih memilih mengambil gambar momen tragedi ini dibanding menolong Ki Suk Han, pria korea yang menjadi korban dalam peristiwa ini, ketika saat itu tidak ada seorang pun yang datang untuk menolong sang korban.
R.Umar Abassi ketika memberikan penjelasan mengenai foto dan peristiwa tragedi ini di salah satu siaran interview
Akibat foto ini, R.Umar Abassi mendapat cercaan dari berbagai kalangan. Walaupun Abassi sudah menjelaskan dan memberi pernyataan :
“Sebagai seorang fotografer, satu-satunya hal yang sama miliki di tangan saya adalah kamera dan flash.”
“Saya mulai berlari ke arah kereta sambil menjulurkan tangan dan menembakkan flash supaya pengemudi kereta tersebut melihatnya.”
Sang pengambil foto menjelaskan bahwa ia berada di jarak yang cukup jauh dan memang sudah tidak memungkinkan untuk menolong korban. Ia hanya sempat berlari menuju korban sambil menyiapkan kamera dan flash miliknya untuk memberikan sinyal tanda kepada masinis kereta agar melihat korban di platform rel kereta dan berhenti secepat mungkin.
Berikut video penjelasan sang fotografer atas foto kontroversial yang diambil olehnya pada peristiwa tragedi ini :
0 komentar:
Posting Komentar